Padangsidimpuan – Mitra Poldasu
Di tengah tren gaya hidup sehat berbasis bahan alami, Warung Marpupuro yang berada di bawah naungan BUMDes Lapansa, Desa Purbatua Pijorkoling, Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, menghadirkan inovasi kuliner khas Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) yang tak hanya lezat, tapi juga sarat manfaat kesehatan. Di warung ini, pengunjung dapat menikmati sajian legendaris Rujak Rabar, racikan khas yang kini menjadi ikon baru kuliner sehat di wilayah ini.
Rujak Rabar merupakan olahan unik berbahan dasar babal nangka (nangka muda) yang ditumbuk menggunakan lesung kayu, dipadu dengan asam belimbing, perasan jeruk nipis, dan nanas segar. Proses pembuatannya yang masih tradisional menjaga kemurnian rasa sekaligus mempertahankan kandungan gizinya. Cita rasa khas—asam, manis, dan sedikit pedas—membuat makanan ini digemari lintas usia.
Dewi Puspa Hasibuan (46), penggagas sekaligus pelaku UMKM di balik Warung Marpupuro, menegaskan bahwa Rujak Rabar bukan hanya soal cita rasa.
“Ini adalah makanan sehat alami yang kaya antioksidan dan serat. Bisa membantu diet, melancarkan pencernaan, mempercepat detoksifikasi melalui urine dan keringat, serta meningkatkan daya tahan tubuh,” jelasnya di Desa Purbatua Pijorkoling, Jumat (20/06/2025). Ia menambahkan bahwa khasiatnya juga dirasakan kaum perempuan karena dapat meredakan nyeri haid secara alami.
Tak hanya Rujak Rabar, Warung Marpupuro juga dikenal sebagai spesialis teh herbal, dengan berbagai minuman racikan tradisional yang mengusung manfaat kesehatan. Menu seperti Teh Jahe Sereh Lemon, Teh Daun Pandan, Bandrek Susu Telor, Teh Bunga Telang, hingga Kopi Arang, semuanya disajikan dengan filosofi alami: menjaga imun, melancarkan peredaran darah, meredakan masuk angin, hingga membantu relaksasi.
Berbekal bahan-bahan lokal seperti jahe, sereh, pandan, telang, dan arang kayu, seluruh sajian dirancang untuk menjadi alternatif sehat bagi masyarakat yang ingin kembali ke gaya hidup alami dan preventif. Tak hanya itu, inovasi ini berhasil menarik perhatian masyarakat luar dan wisatawan lokal, menjadi contoh bagaimana warung desa dapat bertransformasi menjadi pusat kuliner sehat yang berdaya saing.
Ali Juni Nasution (64), warga Salambue dan pelanggan setia Warung Marpupuro, mengungkapkan kepuasannya.
“Setiap kali saya ke sini, pasti pesan Rujak Rabar dan Kopi Arang. Rasanya khas, segar, dan bikin badan enteng. Warung ini bukan cuma tempat makan, tapi juga tempat sehat,” katanya.
Warung Marpupuro merupakan bagian dari strategi besar BUMDes Lapansa, yang dikembangkan secara visioner oleh Kepala Desa Purbatua Pijorkoling, Muhammad Yusuf, dalam membangkitkan ekonomi lokal berbasis potensi desa. Ia menyatakan bahwa pengembangan kuliner herbal ini merupakan bagian dari misi menjadikan desa sebagai pusat inovasi kreatif dan kemandirian ekonomi.
Dengan pendekatan yang menggabungkan kearifan lokal, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, Warung Marpupuro layak menjadi model warung desa sehat nasional. Rujak Rabar pun bukan lagi sekadar makanan, melainkan simbol kebangkitan kuliner tradisional yang menyehatkan.
Jurnalis : Andi Hakim Nasution