Medan (Mitra Poldasu News) Lanniari Hasibuan (53) histeris ketika mendapat kabar bahwa anak perempuannya, Nazwa Aliya (19), meninggal dunia di Kamboja. Informasi yang didapat, belia yang tinggal di Jalan Bejo, Gang Sejahtera, Dusun XVI, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, itu tewas setelah menjalani perawatan di sebuah rumah sakit.
Sejak lama, lulusan SMK Telkom 2 Medan itu berkeinginan bekerja di luar negeri. Namun, sang ibu melarang.
Beberapa hari kemudian, kabar mengejutkan datang. Nazwa ternyata sudah berada di Bangkok, Thailand. “Saya sempat pingsan saat mendengar itu. Waktu saya tanya dengan siapa ke Bangkok, Nazwa bilang bersama teman PKL-nya. Tapi setelah saya desak, ia mengaku pergi sendiri,” ungkap Lanniari.
Korban Nazwa Aliya (19) yang Meninggal Dunia di Kamboja
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh, mengabarkan bahwa Nazwa sedang sakit dan dirawat intensif di State Hospital, Provinsi Siem Reap, Kamboja. Namun, Lanniari mengaku dilarang KBRI untuk berangkat ke Kamboja. KBRI melarang saya datang ke Kamboja karena katanya anak saya benci melihat saya. Mereka sarankan adik saya atau keluarga lain yang berangkat,” kata Lanniari.
Pada 12 Agustus, keluarga kemudian mendapatkan kabar bahwa Nazwa meninggal dunia.
Tangisan seorang ibu yang kehilangan anaknya kini menggema, meminta pertolongan agar jasad putrinya bisa kembali ke tanah kelahiran.
Harapannya hanya satu, bisa mengantar Nazwa ke peristirahatan terakhirnya di kampung halaman, bersama keluarga dan orang-orang yang mencintainya.
Hingga kini, jasad Nazwa masih berada di State Hospital, Kamboja. Lanniari mengaku pasrah karena biaya pemulangan jenazah anaknya mencapai 8.500 Dollar Amerika atau sekitar Rp 138 juta.
Sementara Ketua OKK Grib Jaya Kota Medan, Dudi Efni, mengatakan akan melakukan pendamping dan membantu pengurusan pemulangan jenazah Nazwa.
Jurnalis : M.SULAIMAN