Aktivis Musno Saidi Soroti Irigasi Ujunggurap Dengan Adanya TPA Batu Bola

Padangsidimpuan – Mitra Poldasu

Proyek Rehabilitasi Irigasi Daerah Irigasi Ujunggurap yang terletak di Desa Hapinis Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua membuat suasana Kota Padangsidimpuan memanas, pasalnya tiga bulan belakangan ini menjadi hangat diperbincangkan masyarakat Kota Padangsidimpuan.

Musno Saidi Siregar Selaku salah satu Aktivis yang akan melakukan aksi unjuk rasa buang sampah di kantor wali kota dan DPRD Kota padangsidimpuan memaparkan Proyek Rehabilitasi Irigasi Ujunggurap yang memakan anggaran PUPR Provsu sebesar Rp. 2,3 milyar dan dikerjakan oleh Rekanan CV. Sthapati Karya Persada, dari awal telah menuai permasalahan, antara lain :
• Dari mulai perencanaan proyek, hasil survei proyek patut diduga tidak disampaikan dalam laporan survei perencanaan proyek bahwa di area perencanaan proyek irigasi ujunggurap adanya pipa tunggal sumber air PDAM Tirta Ayumi, sehingga pada proses pengerjaan proyek irigasi, CV. Sthapati Karya Persada telah merusak pipa tunggal sumber air PDAM Titrta Ayumi yang mengakibatkan terhentinya penyaluran air PDAM Tirta Ayumi kepada Konsumennya yang ada di Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua selama ± dua minggu.

• Proyek Irigasi Ujunggurap berada dibawah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Batu Bola, Mangkraknya Proyek tersebut akibat longgsornya TPA Batu Bola yang mengakibatkan tertimbunnya proyek tersebut sehingga rekanan CV. Sthapati Karya Persada merasa merugi apabila CV. Sthapati Karya Persada melanjutkan proyek tersebut. CV. Sthapati Karya Persada menghentikan pengerjaan proyek tersebut atau mundur, hingga saat ini proyek irigasi ujunggurap mangkrak.

Selanjutnya Musno Saidi Siregar menyampaikan adanya aksi unjuk rasa yang dilakukan masyarakat dampak mangkraknya irigasi ujunggurap yaitu masyarakat dari desa Purwoadi, desa Ujunggurap, desa Aek Tuhul, desa Baruas, desa Siloting, desa Aek Bayur, desa Pudun Jae dan desa Pudun Julu serta Masyarakat dari dua kelurahan yaitu kelurahan batunadua jae dan batunadua julu. Unjuk rasa yang didominisi kaum emak – emak di lakukan di kantor Wali Kota Padangsidimpuan pada Kamis 3 Juni 2025, mereka menuntut agar irigasi ujunggurap segera di selesaikan karna perairan di sawah mereka kering mengakibatkan para petani di 8 Desa dan 2 kelurahan merugi.

Tidak hanya sampai disitu saja, Musno Saidi Siregar juga menjelaskan, awalnya Proyek irigasi ujunggurap ditujukan untuk menunjang pasokan air persawahan di delapan desa. Namun, kondisi di lapangan menunjukkan proyek terbengkalai dan diperparah oleh longsoran sampah dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Batubola, yang menyumbat saluran irigasi. persawah di 8 desa dan 2 kelurahan sekarang mengalami kekeringan. Proyek mangkrak, air irigasi tertutup sampah dari TPA Batu Bola termasuk plastik dan sampah organik, telah mencemari Sungai Batang Ayumi—sumber air utama irigasi. Selain menyebabkan bau menyengat, air yang tercemar ini dinilai berbahaya bagi kesehatan dan berdampak pada penurunan hasil panen. Warga Desak Relokasi TPA dan Percepatan Perbaikan Irigasi ujunggurap.

“Atas aksi unjuk rasa kemarin, sekarang telah dilakukan solusi sementara yaitu menanam ± 90 drum untuk mengairi air ke persawahan warga.” Jelas Musno Saidi Siregar kepada awak Mitra poldasu,16 Juni 2025.

Ia juga menilai bahwa solusi yang dilakukan sekarang bukan jalan keluar karna air yang disalurkan masih tercemari limbah TPA Batu bola, untuk itu Musno Saidi Siregar dan kawan – Kawan yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Dan Mahasiswa Pejuang Hak Rakyat Sumatera Utara akan mengadakan aksi unjuk rasa pembuangan sampah di kantor Wali Kota dan DPRD Kota Padangsidimpuan.
“TPA batu bola itu banyak permasalahan yang disimpan oleh oknum – oknum yang memiliki kepentingan, dari mulai lokasi TPA sampai Izin dari pada TPA itu sendiri.” Ujar Musno.

Musno Saidi Siregar menegaskan, permasalahan TPA Batu bola sudah saatnya di ungkap kepermukaan dan dijadikan isu nasional.

Jurnalis : Sulton hrp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *